Mengapa Merekrut Pemain saat Deadline Day Bukan Keputusan yang Tepat?

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Mengapa Merekrut Pemain saat Deadline Day Bukan Keputusan yang Tepat?

Ditulis oleh Ganesha Arif Lesmana*


Kabar tentang kedatangan Karim Benzema ke Arsenal kembali terdengar. Seperti biasa, kabar tentang kedatangan pemain timbul dan tenggelam. Katanya, Benzema akan direkrut tepat saat deadline day.

Kebijakan transfer klub-klub Eropa terkadang memang sulit dimengerti, apalagi ditebak. Mereka punya, setidaknya, 90 hari untuk menuntaskan segala urusan yang berhubungan dengan perekrutan pemain. Tapi nyatanya, kebanyakan klub baru terlihat berupaya menuntaskannya di hari-hari terakhir bursa transfer. Persis seperti anak-anak sekolah dan mahasiswa (dan percayalah kalau karyawan juga banyak yang seperti ini) yang gemar menunda tugas mereka sampai batas akhir pengumpulan tugas. Sistem kebut semalam, kalau istilah lampaunya.

Logikanya, jika mereka mengerjakan tugas lebih awal, mereka bakal memiliki banyak waktu buat mempelajari materi lain atau bahkan sekadar menikmati waktu senggang untuk menyegarkan pikiran. Begitu pula dengan perekrutan pemain. Jika dilakukan lebih awal, rekrutan anyar tersebut bakal memiliki waktu yang jauh lebih banyak untuk beradaptasi dengan gaya bermain tim barunya. Dan sebaliknya, rekan-rekan setimnya pun dapat beradaptasi dengan gaya bermain si pemain baru atau bahkan dapat membantunya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tersebut. Adaptasi selalu membutuhkan waktu, dan adaptasi adalah kemutlakan bagi siapapun yang bekerja dalam tim – termasuk pesepakbola. Dan segala keuntungan tersebut bakal sukar didapat jika pemain baru tersebut direkrut saat deadline day.

Meski demikian, transfer saat deadline day memang perihal yang lumrah. Biasanya, ada banyak manajer yang baru menyadari bahwa timnya membutuhkan pemain baru di hari-hari menjelang berakhirnya bursa transfer. Pertandingan-pertandingan pra musim memainkan peranannya di sini. Di sini manajer tim dapat mengamati apakah timnya benar-benar cukup dengan skuat yang ada atau membutuhkan pemain baru. Belum lagi jika ada pemain yang cedera saat melakoni pertandingan pra musim. Mau tak mau manajer harus mengambil (atau setidaknya mempertimbangkan) risiko untuk melakukan transfer menjelang deadline day.

Kendala berikutnya tentu ada pada masalah prosedur transfer. Transfer pemain pada dasarnya adalah aktivitas jual-beli aset. Idealnya, hasil yang diperoleh harus bisa menguntungkan kedua belah pihak. Makanya jangan heran bila aktivitas bursa transfer dipenuhi dengan negosiasi alot dan berbelit-belit.

Namun, manajemen klub yang baik tentu punya cara untuk mengantisipasinya. Chelsea adalah contoh tepat untuk kasus semacam ini. Musim lalu, Chelsea berhasil merekrut Cesc Fabregas dan Diego Costa jauh sebelum deadline day. Yang lebih menggembirakan, keduanya tidak hanya berhasil direkrut sebelum deadline day, performa keduanya pun terbilang tidak mengecewakan. Tidak sedikit yang meragukan keduanya bakal sukses bersama Chelsea, karena gaya bermain Mourinho memang berbeda dengan Barcelona. Tetapi pada kenyataannya mereka justru berhasil menjadi figur kunci permainan Chelsea.

Fabregas langsung berhasil menduduki puncak klasemen pemberi asisst di Premier League. Sementara Costa berhasil menjadi salah satu pencetak gol terbanyak, sayang ia harus terbentur masalah cedera sehingga menghalanginya untuk menjadi top scorer.

Keberhasilan Chelsea secara tim serta keberhasilan Fabregas dan Diego Costa secara individu juga membuktikan betapa menguntungkannya merekrut pemain jauh sebelum deadline day. Chelsea terbilang cerdas perihal manajemen transfer. Cesc Fabregas dan Diego Costa yang sudah direncanakan akan menjadi bagian dari skuat utama direkrut lebih dulu, sedangkan pemain-pemain lapis seperti Loic Remy dan Juan Cuadrado direkrut pada saat deadline day.

Ada beberapa alasan yang membuat transfer saat deadline day sebaiknya dihindari. Yang pertama dan terutama adalah, kurangnya waktu adapatasi yang dimiliki pemain baru dan lama. Tanpa adaptasi yang cukup, pemain tidak akan bisa memberikan performa yang maksimal, belum lagi sedikit-banyak hal ini bisa berpengaruh terhadap permainan tim secara keseluruhan. Jika hal ini yang terjadi, maka pembelian pemain bakal jadi investasi yang gagal.

Yang kedua, menyangkut masalah kebugaran pemain baru. Ada kemungkinan kalau pemain yang baru direkrut tidak dalam kondisi terbaiknya. Selain karena sebelumnya ia telah menjalani beberapa pertandingan resmi, porsi dan metode latihan yang diberikan oleh klub terdahulunya sedikit-banyak pasti memiliki perbedaan. Dengan melakukan transfer jauh hari sebelum deadline day, si pemain juga pasti memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan kondisinya.

Yang terakhir adalah probabilitas pemain tersebut terjegal cup tied. Misalnya, jika pemain tersebut sudah lebih dulu diregistrasi oleh klub lamanya untuk bermain di Champions League, sehingga ia tidak akan mungkin bisa bermain untuk tim barunya. Inilah yang terjadi pada kasus transfer Andrey Arshavin dari Zenit St. Peterseburg ke Arsenal.

Selain pembelian Cesc Fabregas dan Diego Costa, transfer Alexis Sanchez dari Barcelona ke Arsenal juga bisa dijadiakan sebagai contoh betapa menguntungkannya merekrut pemain sebelum deadline day.

Alexis Sanchez merupakan salah satu rekrutan masif Arsenal sebelum deadline day. Di musim pertamanya, Sanchez sudah terlihat memahami karakteristik Arsenal, ia seperti pemain lama yang sudah bisa masuk ke dalam ritme dan pola permainan kesebelasan barunya. 19 gol dan 9 asisst berhasil ia torehkan di musim pertamanya. Sanchez bahkan dinominasikan sebagai Pemain Terbaik Liga Inggris pada tahun debutnya. Ini menunjukkan bahwa waktu pra-musim dan adaptasi sangat penting, di mana hal tersebut tidak akan didapat pemain jika ia ditransfer tepat saat deadline day.

Masih banyak contoh lain dalam kasus ini. Lihatlah apa yang terjadi dengan Fernando Torres dan Andy Carrol yang keduanya direkrut tepat saat deadline day. Begitu pun yang terjadi pada transfer Robinho ke Manchester City ataupun Radamel Falcao ke Manchster United. Keduanya diharapkan dan digadang-gadangkan sebagai rekrutan anyar yang bisa memberikan kontribusi lebih kepada tim bahkan menjadi pemain kunci.  Namun sayang, pada akhirnya keduanya justru dianggap sebagai pembelian gagal kedua klub. Walaupun tidak ada jaminan bahwa pembelian saat deadline merupakan penyebab kegagalan mereka di tim, tapi tentu saja proses adaptasi yang seharusnya bisa mereka dapatkan jika ditransfer jauh sebelum deadline day memiliki kontribusi yang tidak bisa disepelekan terhadap performa mereka.

Walau demikian, tidak semua pemain yang direkrut tepat saat deadline mengalami musim pertama yang buruk. Andrey Arshavin dan  Ashley Cole adalah contoh untuk pengecualian ini. Nama pertama direkrut oleh Arsenal dari Zenit St. Petersburg beberapa jam sebelum bursa transfer ditutup. Ia langsung menunjukkan performa yang menakjubkan di musim debutnya, termasuk 4 gol di Anfield ketika Liverpool menjamu Arsenal yang berakhir dengan skor 4-4. Sayang ia tidak dapat berlaga di Liga Champions pada musim pertamanya karena tersandung masalah cup tied. Sedangkan Ashley Cole, ia langsung berhasil menjadi bek kiri di tim utama dan menggeser Wayne Bridge. Ia pun berhasil menjuarai FA Cup bersama Chelsea.

Deadline day kadang bisa menjadi hiburan tersendiri buat para pencinta sepakbola. Segala macam kejutan yang terjadi saat deadline day, menjadikan hari tersebut sebagai hari yang begitu dinanti. Tetapi deadline day buat para penonton adalah satu soal, dan deadline day buat para pemain adalah persoalan lain. Kedatangan pemain saat deadline day memang jadi kesenangan tersendiri buat para penonton, tetapi bagi pesepakbola, hal ini bisa berarti jadi penyebab kegagalan mereka di klub baru. Karena bagaimanapun juga, pekerjaan yang ditunda sampai tenggat waktu tak akan lebih baik daripada dikerjakan jauh-jauh hari sebelum tenggat waktu. Dan hal ini ternyata juga berlaku pada sepakbola.


Penulis beredar di dunia maya dengan akun Twitter @ganesharif

Komentar